Cepat, cepat dan cepat, setiap orang ingin segala
sesuatunya Itersaji dengan cepat. Apakah
itu salah? Memang, kebutuhan saat ini tidak bisa dibandingkan dengan periode
zaman sebelumnya, karena setiap zaman atau era mempunyai komplektisitas masalah
dan kebutuhan yang jelas berbeda. Dan sebenarnya, apa yang manusia cari?
Mengapa manusia pengen yang instan? Dan apa yang didapat dari semuanya itu?
Manusia
dianugerahi olah Yang Maha Kuasa waktu 24 jam dalam sehari untuk dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Dan benar, waktu sudah termanfaatkan, bangun pukul tujuh,
ke kantor pukul sembilan, pulang pukul enam ya kalau tidak lembur, lalu santai
sampai pukul Sembilan lalu tidur lagi. Begitu berulang-ulang kegiatan yang sama
bagaikan suatu lingkaran kehidupan yang hanya itu itu saja. Sehingga dalam
kegiatan kita yang padat, segala sesuatu dilakukan agar semua berjalan lancar tanpa
menyadari apa arti sebenarnya dari segala kesibukan ini. Semakin lama semakin
terseret oleh arus kebutuhan zaman yang tak ada habisnya. Apalah arti rumah
mewah, harta berlimpah namun tidak merasa tenang, tidak merasa bahagia? Sungguh
kesia-siaan belaka. Kita seakan-akan berlari mengejar sesuatu yang kita yakini
menjanjikan kehidupan yang membahagiakan dan penuh kedamaian. Namun kenyataanya
kita akan kecewa, karena kita hanya mengejar hal yang tak pasti. Kita hanya
berlari menghadap kedepan tanpa mengamati, menikmati ‘bunga-bunga yang tumbuh
di sepanjang jalan yang kita lewati’. Karena bukan uang yang bisa menenagkan hati,
namun ketenangan batin dan kebahagiaan.
Dari ilustrasi tersebut
hendaknya kita sampai pada dasar pemikiran bahwa, semua pekerjaan semua
kesibukan hendaknya semakin mendekatkan kita pada yang Ilahi, dimana
kebahagiaan bersumber dari pada-Nya dan tercermin dalam segala pengalaman kecil
yang bertaburan di kehidupan kita. Namun masalhnya kita masih belum bisa
menemukannya, karena kita hanya berlari berlari dan berlari. Dia menunggu kita
menyambut-Dia dalam pengalaman kita sehari hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar