Manusia adalah mahluk
ciptaan Allah yang mulia. Karena mereka diciptakan menurut rupa dan citra
Allah. Manusia juga diberi kehendak bebas untuk melakukan segala sesuatu, yang
baik maupun yang jahat. Tetapi, bagaimana Allah mengetahui masa depan manusia?
Padahal manusia diberi kehendak bebas untuk memilih, dan apabila ia sudah
memilih suatu jalan, pastilah ada pilihan lain di dalam jalan itu dan akan
semakin rumit karena disetiap waktu dan disetiap tempat, manusia pasti akan
dihadapkan suatu keputusan yangt mengharuskannya untuk memilih. Dan dengan
adanya kehendak bebas, Apakah Allah tahu apa yang akan manusia perbuat? Jikalau
Allah tidak tahu, Apakah Kemahakuasaan Allah terbatasi oleh kehendak bebas yang
dimiliki manusia?
Pada awal mula, Tuhan menjadikan manusia serta menyerahkan pada keputusannya
sendiri. “Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum, dan berlaku
setiapun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh oleh Tuhan dihadapanmu,
kepada apa yang kaukehendaki dapat kau ulurkan tanganmu” (Sir 15:14-16). Ayat
ini berisi, bahwa Allah menciptakan manusia lengkap dengan kehendak bebas.
Allah tidak semata- mata langsung memberikan kehendak bebas kepada manusia.
Tetapi Allah memberikannya beserta akal budi yang tidak dimiliki oleh hewan
sebagai kontrol dan acuan dalam setiap mengambil keputusan.
Mengapa Allah memberikan kehendak bebas? Bila kita harus memilih, diantara
melakukan sesuatu dengan paksaan atau melakukan sesuatu dengan kesukarelaan,
tentunya kita akan memilih melakukan sesuatu dengan kesukarelaan. Apabila
segala sesuatu dilakukan dengan penuh kesadaran dan penghayatan, maka akan
menghasilkan buah yang memuaskan. Begitu juga dengan Allah, Ia tidak mau
memaksakan kehendak-Nya. Karena manusia dapat bertanya dan mencari jawaban,
sehingga ia dapat membuat kemajuan serta menentukan arah hidupnya. Oleh sebab
itu, Allah memeberikan kehendak bebas kepada manusia agar manusia bisa mencapai
kebahagiaan yang sempurna dengan usahanya dalam mencari jawaban atas
misteri hidup yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan ilmu pasti.
Kehendak bebas tidak bisa terjadi secara tidak sengaja. Pada dasarnya, manusia
bertindak dengan sengaja; melakukan sesuatu dengan tahu dan mau. Hal inilah
yang membedakan manusia dengan hewan. Karena hewan hanya bertindak sesuai
dengan nalurinya. Dan kebebasan seperti apa yang diberikan Allah? Tentunya,
kebebasan yang diberikan dan dikehendaki Allah adalah kebebasan yang
bertanggung jawab.
Untuk memahami bahwa Allah tahu setiap keputusan yang manusia pilih, maka kita
perlu melihat kisah tentang Yudas Iskariot yang tentunya sering dibacakan dan
kita dengarkan saat Hari Raya Paskah. Dari kisah tersebut, Yesus telah tahu
bagaimana ia akan mati, dan Yudas akan menyerahkan-Nya. Yesus telah
memperingatkannya dengan perkataan yang halus maupun perkataan yang pedas
kepada para murid-Nya khususnya Yudas. Yesus membiarkan Yudas membuat keputusan
dan pilihan hidupnya. Namun pada akhirnya keputusan Yudas tetap mau menyerahkan
Yesus untuk diadili. Dan keputusan Yudas tepat seperti yang dikatakan dan
diketahui Yesus. Dan Yesus menghormati apa yang telah dipilih Allah agar
kehendak Allahlah yang terjadi dalam diri-Nya. Jadi, Allah mengetahui apa saja
yang akan dipilih manusia baik itu dalam jangka waktu yang pendek ataupun
panjang. Karena, jauh sebelum kita dilahirkan, Allah sudah mengukirkan nama
kita di telapak tangannya lengkap dengan alur dan skenario cerita untuk kita.
Hidup tanpa tantangan, tidak akan berkesan. Di setiap pilihan, Allah akan
memberi tantangan. Itu membuktikan, bahwa Allah itu Mahakuasa. Jika dia
membatasi dirinya hanya melakukan hal yang baik, Dia tidak bisa disebut
Mahakuasa. Itu berarti, Dia hanya menguasai satu bagian dari alam semesta, dan
ada orang lain yang lebih berkuasa daripada-Nya, yang mengawasi dan menilai
tindakan- tindakan-Nya. Kalau sedemikian halnya, saya akan memilih memuja orang
yang lebih berkuasa itu. Tetapi, Allah tidak seperti itu. Selain memberi
pilihan- pilihan yang mudah, ia juga memberi pilihan- pilihan yang berat.
Semua keputusan yang telah dipilih oleh manusia dihormati Allah. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah memperhatikan dan melatih kita untuk lebih dewasa. Dan
semua keputusan pastilah ada konsekuensinya, baik itu hal yang baik ataupun
yang buruk. Hal ini bertujuan untuk melihat, sejauh mana kedewasaan kita dalam
melihat dan menilai keputusan yang telah kita ambil. Apabila konsekuensinya
benar, maka keputusan yang telah diambil itu tepat. Sebaliknya, apabila
konsekuensinya buruk, maka kita perlu menimbang lagi apakah keputusan yang
telah diperbuat itu benar atau salah. Jangan langsung menghakimi bahwa
keputusan yang telah diperbuat itu salah. Karena yang baik itu tidak selalu
benar tetapi yang benar pastilah baik. Namun, sering kali Tuhan
memberikan hal- hal yang baik dalam kemasan yang kelihatannya buruk. Untuk
mengetahui seberapa kemampuan manusia dalam memaknai keputusan yang telah
diambil. Tetapi, Dia akan terus mendatangkan kebaikan, dan itu merupakan
rencana Tuhan bagi manusia. Maka kita perlu melihat konsekuensi dari keputusan
yang telah diperbuat menurut kaca mata
Allah.
Dari penjelasan diatas, bukan berarti kemahakuasaan Allah itu terbatasi oleh
kehendak bebas manusia. Tetapi, Allah menghormati dan menghargai usaha manusia
dalam setiap mengambil keputusan. Karena, sekali Allah memberi tidak akan
mencabut kembali. Maka, kita perlu membuang jauh perasaan bahwa Allah tidak
adil, apabila Ia memberikan pilihan yang berat bagi kita. Karena Allah tidak
akan memberi cobaan diluar kemampuan kita.
Dengan keputusan- keputusan yang telah kita pilih maka kita perlu belajar untuk
meniti jalan kedepan dengan menggunakan pengalaman dan iman sebagai dasar dalam
membuat suatu keputusan. Dan diatas sana,
Tuhanpun tersenyum puas, sebab inilah yang Dia kehendaki. Dia ingin setiap
manusia memikul tanggung jawab atas hidupnya. Dan kita patut bersyukur karena
Dia telah memberi anugerah besar kepada kita, sebagai anak- anak-Nya yaitu
kemampuan untuk memilih dan menentukan tindakan- tindakan kita.
good
BalasHapussungguh meninspirasi, terima kasih banyak
BalasHapus